Sabtu, 17 November 2012





SARIMBIT


kain sutera polos




kain tenun ikat, minat silahkan komen , bbm 27eff534, sms 085255660145.



Cara Mencuci kain sutera sengkang

Cara Mencuci kain sutera sengkang

Mencuci sutera tidak seperti mencuci pakaian biasa. Ini karena karakteristik dan proses pembuatan kain sutera serta bahan yg digunakan tidaklah seperti pakaian biasa. Untuk itulah, anda harus sedikit lebih hati-hati dalam mencuci kain sutera karena salah-salah anda bisa melunturkan kain sutera serta membuat pewarnaan alaminya menjadi buram dan rusak.

Tehnik Mencuci Batik:
Menggunakan shampo/Sabun Lerak

Persiapan:
A. Siapkan shampo/sabun lerak. Lerak bisa anda dapatkan di toko bahan laundry atau toko batik.
B. Siapkan ember untuk perendaman. C. Hanger untuk menjemur.

Cara mengerjakannya: adalah dengan tehnik ‘handwash‘ atau cuci dengan tangan bukan dengan mesin cuci. Masukan Shampo/Sabun Lerak secukupnya kedalam ember yg telah diisi air 2-3 Liter air (untuk kapasitas mencuci perpiece/
perpotong). Rendam kain sutera kedalam larutan sekitar 15-30 menit. Saat mencuci, kain sutera jangan dikucek atau diperas, cukup dengan diangkat-celup saja. Untuk bagian yg terlihat kotor seperti kerah, gunakan jari anda untuk menggosok-gosokan secara lembut bagian tersebut agar kotorannya hilang. Bilas sutera dengan cara merendam ke dalam air bersih sekitar 5 menit dengan cara diangkat-celup juga, jangan pakai softener, cukup dengan air bersih. Setelah selesai membilas, angkat kain sutera dan serap airnya dengan handuk sambil diremas-remas lembut. Jangan memeras sutera karena dapat menghancurkan serat dan merusak bentuknya. Pasang sutera di hanger lalu jemur di tempat teduh, jangan terkena sinar matahari langsung. Setelah kain sutera kering, jangan menyetrikanya dengan setrika biasa, gunakanlah hand steamer untuk melicinkan dan merapikannya. Finishing: Taburkan bunga melati disekelilingnya atau semprot dengan parfum beraroma melati agar terkesan natural dan eksotis.

Begitulah kira-kira cara mencuci kain sutera yang baik. Tehnik ini adalah cara tradisional yg telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak dulu kain sutera diciptakan dan terbukti paling bagus untuk merawat kain sutera anda.

Perhatian: Tips untuk dihindari dalam mencuci kain sutera Jangan mencuci kain sutera dengan Mesin Cuci. Jangan mencuci kain sutera dengan Deterjen. Jangan membilas kain sutera dengan Softener/Pelembut. Jangan memperlakukan kain sutera dengan kasar seperti mengucek, memeras atau menggunakan brush. Jangan menjemur kain sutera dibawah sinar matahari. Jangan menggunakan setrika tangan untuk merapikan kain sutera karena panasnya dapat merusak serat dan tinta.

selamat mencoba :)

Tentang Kain Sutra

Tentang Kain Sutra

 

A. SEJARAH KERAJINAN SUTRA

Wajo adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terkenal sebagai daerah penghasil kain sutra Bugis yang cukup potensial. Di daerah ini terdapat sekitar 4.982 orang perajin gedokan dengan jumlah produksi sekitar 99.640 sarung per tahun dan perajin Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) berjumlah 227 orang dengan produksi sekitar 1.589.000 meter kain sutra pertahun. Khusus untuk pemintal benang sutra sebanyak 91 orang, sedangkan 301 kepala keluarga bergerak dibidang penanaman murbei dan pemeliharaan ulat sutra dengan produksi 4.250 kilogram benang per tahun.
Para perajin sutra di daerah ini membutuhkan bahan baku benang sutra sekitar 200 ton atau sekitar 200.000 kilogram per tahun. Oleh karena bahan baku dari Wajo tidak mencukupi, maka para perajin membeli bahan dari kabupaten tetangga seperti, Soppeng, Sidrap, Enrekang, dan bahkan diimpor dari Cina dan Thailand. Ada tiga bentuk dan corak kain sutra yang diproduksi, yaitu: kain setengah jadi (seperti sarung, baju, dan selendang); kain berbentuk gulungan yang dapat dibeli permeter sesuai dengan kebutuhan; dan pakaian siap pakai (seperti: baju, jas, kerudung, kipas, dompet, dan tempat peralatan rias wajah).
Kain-kain sutra tersebut tidak hanya dipasarkan di Sengkang dan Makassar, tetapi juga ke beberapa kota di Pulau Jawa, seperti Cirebon, Pekalongan, Solo dan Yogyakarta. Bahkan telah menjadi produk ekspor dan menjadi incaran banyak desainer terkenal. Harganya pun bervariasi, yakni ditentukan oleh motif dan kualitas kain. Untuk bahan sutra dengan motif paye untuk ukuran satu setel pakaian wanita harganya berkisar antara Rp. 300.000,00 – Rp. 400.000,00, sedangkan untuk motif yang bergaris harganya berkisar antara Rp. 450.000,00 – Rp. 500.000,00 per setel.

B. KEISTIMEWAAN

Sentra kerajinan sutra di Wajo menyediakan berbagai macam motif kain sutra dan berkualitas tinggi. Motif kain sutra produksi daerah ini ada dua macam, yaitu motif tradisional dan non-tradisional. Motif tradisional atau yang lebih dikenal dengan motif Bugis ini terdiri dari motif sobbi, balorinni, baliare, cobo, serta motif yang menyerupai ukiran-ukiran Toraja. Sedangkan motif non-tradisional, ada yang berbentuk batik, bergaris-garis dan payet.
Untuk memperoleh kain sutra yang berkualitas tinggi, benang lokal dan impor tersebut dipadukan menjadi satu dan diolah dalam beberapa tahap. Pertama, kedua macam benang tersebut dimasak dengan sabun dan soda sekitar 1 jam dalam suhu 90 derajat. Tahap selanjutnya, kain tersebut dijemur selama 3 jam dengan suhu 50 derajat. Setelah itu, benang tersebut siap dipasang di mesin tenun dan diolah menjadi kain. Satu kilogram benang lusi dapat menghasilkan sekitar 40 meter kain, dan satu kilogram pakan dapat menghasilkan 12 meter kain. Uniknya, semua proses penenun dilakukan di kolong-kolong rumah mereka.